BUKTI BAHWA MIMPI ITU
FENOMENA NYATA
Al-Ustadz Abu Said berkata ada sebuah
hadis yang menegaskan bahwa mimpi itu adalah sesuatu yang benar adanya serta
memiliki hukum dan menjadi kenyataan. Bukti bahwa mimpi benar adanya adalah
sebagai berikut:
1. Mimpi Nabi Adam
Mimpi pertama kali yang menjadi kenyataan
di bumi, menurut Abu Sa’id, adalah mimpinya Nabi Adam. Dari Wahab bin Munabih
berkata bahwasanya Allah memberikan wahyu kepada Nabi Adam: “Engkau telah
mengamati seluruh makhluk citapaanku, apakah engaku melihat mereka satu sama
lain serupa? Adam menjawab: Tidak wahai Tuhanku. Engkau benar-benar telah
memulyakanku dan mengutamakanku, maka jadikanlah untukku seorang pendamping
yang mirip denganku sehingga saya meresa nyaman bersamanya, serta ia akan
mengesakan-Mu dan menyembah-Mu bersamaku. Kemudian Allah berkata kepada Adam:
iya, lalu Allah menimpakan rasa kantuk kepada Adam dan menciptakan Hawa
menyerupai bentuknya. Dalam tidurnya Adam bermimpi melihat Hawa. Ketika Adam
terbangun Hawa telah duduk di sampingnya, dan Allah berfirman kepada Adam:
Wahai Adam siapa yang duduk di sisihmu? Adam menjawab: Susuatu yang telah aku lihat dalam mimpiku wahai Tuhanku.
Itulah, kata Abu Sa’id, mimpi yang pertama kali benar-benar menjadi kenyataan
di muka bumi.
2. Mimpi Nabi Ibrahim
Sebagian bukti bahwa mimpi itu adalah
nyata adanya adalah kisah Nabi ibrahim yang bermimpi diperintahkan untuk
menyembelih salah satu putranya. Peristiwa ini diagendakan oleh Allah dalam
firmannya:
يَا بُنَيَّ إِنِّي
أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ
افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
(الصفات:١٠٢)
“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”.
Ketika Nabi Ibrahim mengerti dan berusaha
memahami kebenaran mimpi yang telah dialaminya maka Allah melapangkan dengan
kelembutannya. Dari peristiwa tersebut, menurut Abu Sa’id disimpulkan bahwa
mimpi memiliki dampak hukum.
3. Mimpi Nabi Yusuf
Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih
bahwasanya Yusuf bin Ya'qub bermimpi. Pada saat itu Yusuf yang masih kecil
sedang tertidur di kamar salah satu saudaranya. Dalam mimpinya, ia melihat
saudara-saudaranya masing-masing memegang tongkat kokoh yang digunakan untuk
menghalau serigala dari kambing gembalaannya. Sedangkan Yusuf hanya memegang
tongkat kecil dan tipis yang ia jadikan sebagai tongkat serta untuk melawan
serangan hewan buas terhadap kambing gembalaannya. Tongkat itu juga ia gunakan
untuk bermain karena saat itu ia masih usia anak-anak. Ketika Yusuf terjaga,
waktu itu ia masih belum beranjak dari salah satu kamar saudara-saudaranya,
Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Wahai saudara-saudaraku apakah engkau
mau saya ceritai peristiwa yang aku lihat dalam mimpiku? Mereka menjawab iya,
ceritakanlah kepada kami.
Kemudian Yusuf menceritakan mimpinya
bahwa dirinya melihat tongkatnya menancap di bumi, kemudian tongkat kalian
menancap di sekitar tongkatku. Pada hal tongkatku lebih kecil dan pendek, tapi
kemudian memanjang hingga melampui tongkat kalian semua. Kemudian tongkatku
berdiri tegak di atas bumi dan tiba-tiba mengeluarkan akar yang membentang di
atas permukaan tanah sehingga tongkat kalian semua tercabut dari tanah. Tidak
lama kemudian tongkatku bediri tegak dan tongkat kalian tegak lagi di
sekeliling tongkatku.
Ketika Yusuf selesai menceritakan
mimpinya, saudara-saudaranya berkata: “Tidak lama lagi anak pengembala ini
(Yusuf) akan bilang bahwa kita semua adalah hambanya dan dia sendiri adalah
majikan.
Setelah tujuh tahun kemudian Yusuf
bermimpi lagi. Dalam mimpinya ia melihat bintang, matahari, dan rembulan
sebagaimana yang dikisahkan dalam al-Quran :
إِذْ قَالَ يُوسُفُ
لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ
وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ. (يوسف: ٤)
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada
ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
Kemudian Yusuf menceritakan mimpi itu
kepada ayahnya, Nabi Ya'qub. Nabi Ya’qub mengerti makna mimpi tersebut dan
mengkhawatirkan terhadap keselamatan Yusuf bila saudara-saudaranya mendengar
mimpi tersebut. Makna rembulan dalam mimpi itu adalah ayahnya. Sedangkan
matahari adalah ibunya. Dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya. Kemudian
Nabi Ya'qub berkata kepada Yusuf:
قَالَ يَا بُنَيَّ
لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ
الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ. (يوسف: ٥)
“Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia".
Sampai akhirnya al-quran mengisahkan:
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ
سُجَّدًا (يوسف: ١٠٠)
“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana”.
Maksud kata wa rofa’a alal arsy pada ayat
di atas bahwasanya Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya di atas alas, kemudian
membawa keduanya kerumahnya. Karena telah diperlakukan dengan baik oleh Yusuf,
akhirnya kedua orang tuanya beserta saudara-saudaranya bersujud untuk memberi
hormat kepada Yusuf.
Menurut Abu Sa’id memberi hormat kepada
orang lain saat itu dengan cara bersujud. Teradisi hormat ini terus berlangsung
hingga datangnya Islam. Setelah Islam datang hormat kepada orang lain dengan
cara bersujud diganti dengan berjabat tangan.
4.
Mimpinya Nabi Ya'qub
Sebelum peristiwa yang dilakukan oleh
saudara-saudara Yusuf terhadap dirinya, Nabi Ya'qub telah bermimpi sebelumnya.
Dalam mimpinya Nabi Ya’qub melihat ada sepuluh serigala mengepung yusuf. Waktu
itu Nabi Ya'qub berada di atas Gunung, dan Yusuf berada di tanah yang datar.
Kemudian serigala tersebut menimbuni Yusuf dengan tanah. Nabi Ya’qub melihat
kejadian itu merasa kasihan kepada Yusuf. Ketika Yusuf sudah tertimbun dengan
tanah, serigala itu meninggalkan Yusuf. Kejadian ini dikisahkan dalam al-Quran:
قَالَ إِنِّي
لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ
وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ. (يوسف: ١٣)
“Berkata Ya'qub: "Sesungguhnya kepergian
kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan
serigala, sedang kamu lengah dari padanya".
5. Mimpi Nabi Musa
Kisah Nabi Musa ini telah diceritakan
oleh Wahab bahwasanya suatu saat Fir'aun bermimpi sampai-sampai dia merasa
ketakutan. Dalam mimpinya dia melihat api muncul dari negeri Syam dan mengarah
ke Mesir. Setiap benda yang dilalui akan terbakar olehnya. Bahkan seluruh rumah
yang ada di Mesir terbakar semua. Bahkan kota dan benteng pun terbakar oleh api
tersebut. Kemudian Fir'aun terbangun karena kaget. Akhirnya dia mengumpulkan
semua pejabat-pejabat pentingnya, dan menceritakan kepada mereka mimpi yang
telah dialaminya.
Para penasehatnya kemudian berkata: “Jika
mimpi paduka benar adanya, maka akan keluar dari negeri Syam seorang anak
laki-laki dari keturunan Ya'qub yang akan menghancurkan Mesir beserta
penduduknya, dan juga paduka sendiri”.
Mendengar penjelasan para penasehatnya,
kemudian Fir’aun memerintahkan untuk menyembelih setiap anak laki-laki yang
lahir. Sehingga Allah benar-benar membuktikan kebenaran mimpinya itu, dan
segala rekayasa Fir’aun tidak berguna sama sekali. Bahkan Fir'aun sendiri lah
yang memelihara Musa sebelum kemudian Musa menghancurkan kekuasaan Fir’aun.
6. Mimpi Rasulullah
Berkenaan dengan mimpi Rasulullah Abu
Umamah Al-Bahili berkata: “Bahwasanya saya mendengar Rasulullah bersabda: “Pada
saat saya tidur tiba-tiba datang lah dua orang laki-laki memegang lengan atas
saya, seraya membawa saya keluar ke sebuah gunung yang jalannya terjal. Lalu
kedua orang laki-laki itu berkata kepadaku: “Naiklah”. “Saya tidak kuat”,
jawabku. Kemudian dua orang itu berkata lagi kepadaku: “Mari saya bantu”.
Akhirnya saya berada persis di atas gunung. Tiba-tiba saya mendengar suara yang
sangat keras. Saya bertanya: “Suara apa itu”. Jeritan ahli neraka, jawab dua
orang laki-laki itu.
Kemudian saya diajak berjalan dan bertemu
dengan sekelompok orang yang tumitnya dibebani oleh beban yang berat. Saya
bertanya: “Siapa mereka”, tanyaku. Kedua orang itu menjawab: “Mereka adalah
orang yang berpuasa dan makan sebelum waktu puasa berakhir”.
Kemudian kedua orang itu mengajak saya
terus berjalan dan saya berjumpa dengan sekelompok orang yang tubuhnya
mengelembung dan baunya sangat busuk, seperti bau WC. Kemudian saya bertanya:
“Siapa mereka?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah orang yang
berbuat mesum.
Kemudian saya berjalan dan bertemu dengan
beberapa anak kecil yang sedang bermain di dua sungai, saya bertanya: “Siapa
mereka?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah anak-anak
orang-orang muslim”.
Kemudian dua orang laki-laki itu membawa
saya naik. Tiba-tiba saya melihat tiga orang bergerombol sedang minum arak.
Saya bertanya kepada dua orang laku-laki itu: “Siapa mereka?” Kedua orang
laki-laki itu menjawab: “Dia adalah Zaid, Ja'far, dan Ibnu Rowahih”.
Kemudian kedua orang laki-laki itu
membawa saya ke atas lagi di sana saya bertemu dengan tiga orang. Lalu saya
bertanya kepada kedua orang laki-laki itu : “Siapa ketiga orang itu?” Kedua
orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah Ibrahim, Musa, dan Isa. Mereka
sedang menunggumu, jawab dua orang laki-laki itu.
Dikisahkan dari Ibnu Abbas Rasulullah
pernah terkena sihir, kemudian beliau dibawa ke tempat 'Aisyah. Nabi mengeluh
sampai-sampai pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Saat itu Nabi berada
dalam keadaan antara sadar dan tidak. Tiba-tiba ada dua malaikat yang satu berada
diarah kepala Nabi, dan yang satunya berada di arah kaki. Malaikat yang berada
di arah kepala bertanya kepada Malaikat yang berada di arah kaki: “Apa yang
kamu keluhkan, agar Nabi mengerti? “Terkena sihir”, jawab malaikat yang berada
di arah kaki. Kemudian Mailkat yang berada di bagian kepala bertanya lagi:
“Siapa yang melakukannya?” Labid bin al-A'shom al-Yahudi, jawab malaikat yang
berada di arah kaki. Kemudian malaikat yang berada di arah kepala bertanya
lagi: “Dimana dia melakukannya?” Dia menjawab: di surmur Dzarwan”. Mailakat
yang ada di kepala bertanya lagi: “Apa obatnya?” Malaikat yang berada di arah
kaki menjawab: “Utuslah orang untuk menguras air sumur itu sampai ke sebuah
batu. Lalu angkatlah batu itu, maka di bawahnya akan kau temui tali busur panah
yang diikat sebanyak sebelas simpul ikatan, bawalah tali itu kepada Nabi.
Setelah dibawa ke hadapan nabi kemudian turunlah surat An-nas dan Al-falaq yang
terdiri dari sebelas ayat. Ketika ayat tersebut dibaca oleh Nabi, maka sebelas
simpul ikatan itu menjadi lepas. Ketika simpul ikatan itu lepas lalu Nabi dapat
berdiri dan sakitnya berkurang. Lalu Nabi membakar tali busur itu. Ibnu Abbas
kemudian berkata: “Nabi merintahkan untuk membaca kedua suarat di atas”.
Tak lama kemudian Labid bin al-A'shom al-Yahudi
datang kepada Rasulullah, dan Rasulullah tidak berkata apapun. Dari raut
wajahnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Menurut Ustad Abu Sa'id inilah bukti
bahwa mimpi itu adalah fenomena yang nyata bukan hanya sekedar halusinasi
belaka. (Diulas dari kitab Muntakhobul Kalam fi Tafsiril Ahlam, Karya
Ibnu Sirin Oleh FT edu).
No comments:
Post a Comment