Menu

Amazon

Lazada

Monday 29 June 2015

TAFSIR MIMPI (02)



BUKTI BAHWA MIMPI ITU FENOMENA NYATA


Al-Ustadz Abu Said berkata ada sebuah hadis yang menegaskan bahwa mimpi itu adalah sesuatu yang benar adanya serta memiliki hukum dan menjadi kenyataan. Bukti bahwa mimpi benar adanya adalah sebagai berikut:

1. Mimpi Nabi Adam
Mimpi pertama kali yang menjadi kenyataan di bumi, menurut Abu Sa’id, adalah mimpinya Nabi Adam. Dari Wahab bin Munabih berkata bahwasanya Allah memberikan wahyu kepada Nabi Adam: “Engkau telah mengamati seluruh makhluk citapaanku, apakah engaku melihat mereka satu sama lain serupa? Adam menjawab: Tidak wahai Tuhanku. Engkau benar-benar telah memulyakanku dan mengutamakanku, maka jadikanlah untukku seorang pendamping yang mirip denganku sehingga saya meresa nyaman bersamanya, serta ia akan mengesakan-Mu dan menyembah-Mu bersamaku. Kemudian Allah berkata kepada Adam: iya, lalu Allah menimpakan rasa kantuk kepada Adam dan menciptakan Hawa menyerupai bentuknya. Dalam tidurnya Adam bermimpi melihat Hawa. Ketika Adam terbangun Hawa telah duduk di sampingnya, dan Allah berfirman kepada Adam: Wahai Adam siapa yang duduk di sisihmu? Adam menjawab: Susuatu yang telah  aku lihat dalam mimpiku wahai Tuhanku. Itulah, kata Abu Sa’id, mimpi yang pertama kali benar-benar menjadi kenyataan di muka bumi.

2. Mimpi Nabi Ibrahim
Sebagian bukti bahwa mimpi itu adalah nyata adanya adalah kisah Nabi ibrahim yang bermimpi diperintahkan untuk menyembelih salah satu putranya. Peristiwa ini diagendakan oleh Allah dalam firmannya:

يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (الصفات:١٠٢)

“Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Ketika Nabi Ibrahim mengerti dan berusaha memahami kebenaran mimpi yang telah dialaminya maka Allah melapangkan dengan kelembutannya. Dari peristiwa tersebut, menurut Abu Sa’id disimpulkan bahwa mimpi memiliki dampak hukum.

3. Mimpi Nabi Yusuf
Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih bahwasanya Yusuf bin Ya'qub bermimpi. Pada saat itu Yusuf yang masih kecil sedang tertidur di kamar salah satu saudaranya. Dalam mimpinya, ia melihat saudara-saudaranya masing-masing memegang tongkat kokoh yang digunakan untuk menghalau serigala dari kambing gembalaannya. Sedangkan Yusuf hanya memegang tongkat kecil dan tipis yang ia jadikan sebagai tongkat serta untuk melawan serangan hewan buas terhadap kambing gembalaannya. Tongkat itu juga ia gunakan untuk bermain karena saat itu ia masih usia anak-anak. Ketika Yusuf terjaga, waktu itu ia masih belum beranjak dari salah satu kamar saudara-saudaranya, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: “Wahai saudara-saudaraku apakah engkau mau saya ceritai peristiwa yang aku lihat dalam mimpiku? Mereka menjawab iya, ceritakanlah kepada kami.

Kemudian Yusuf menceritakan mimpinya bahwa dirinya melihat tongkatnya menancap di bumi, kemudian tongkat kalian menancap di sekitar tongkatku. Pada hal tongkatku lebih kecil dan pendek, tapi kemudian memanjang hingga melampui tongkat kalian semua. Kemudian tongkatku berdiri tegak di atas bumi dan tiba-tiba mengeluarkan akar yang membentang di atas permukaan tanah sehingga tongkat kalian semua tercabut dari tanah. Tidak lama kemudian tongkatku bediri tegak dan tongkat kalian tegak lagi di sekeliling tongkatku.

Ketika Yusuf selesai menceritakan mimpinya, saudara-saudaranya berkata: “Tidak lama lagi anak pengembala ini (Yusuf) akan bilang bahwa kita semua adalah hambanya dan dia sendiri adalah majikan.
Setelah tujuh tahun kemudian Yusuf bermimpi lagi. Dalam mimpinya ia melihat bintang, matahari, dan rembulan sebagaimana yang dikisahkan dalam al-Quran :

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ. (يوسف: ٤)

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".

Kemudian Yusuf menceritakan mimpi itu kepada ayahnya, Nabi Ya'qub. Nabi Ya’qub mengerti makna mimpi tersebut dan mengkhawatirkan terhadap keselamatan Yusuf bila saudara-saudaranya mendengar mimpi tersebut. Makna rembulan dalam mimpi itu adalah ayahnya. Sedangkan matahari adalah ibunya. Dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya. Kemudian Nabi Ya'qub berkata kepada Yusuf:

قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ. (يوسف: ٥)

“Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia".

Sampai akhirnya al-quran mengisahkan:

وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا (يوسف: ١٠٠)

“Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana”.

Maksud kata wa rofa’a alal arsy pada ayat di atas bahwasanya Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya di atas alas, kemudian membawa keduanya kerumahnya. Karena telah diperlakukan dengan baik oleh Yusuf, akhirnya kedua orang tuanya beserta saudara-saudaranya bersujud untuk memberi hormat kepada Yusuf.

Menurut Abu Sa’id memberi hormat kepada orang lain saat itu dengan cara bersujud. Teradisi hormat ini terus berlangsung hingga datangnya Islam. Setelah Islam datang hormat kepada orang lain dengan cara bersujud diganti dengan berjabat tangan.

4.  Mimpinya Nabi Ya'qub
Sebelum peristiwa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf terhadap dirinya, Nabi Ya'qub telah bermimpi sebelumnya. Dalam mimpinya Nabi Ya’qub melihat ada sepuluh serigala mengepung yusuf. Waktu itu Nabi Ya'qub berada di atas Gunung, dan Yusuf berada di tanah yang datar. Kemudian serigala tersebut menimbuni Yusuf dengan tanah. Nabi Ya’qub melihat kejadian itu merasa kasihan kepada Yusuf. Ketika Yusuf sudah tertimbun dengan tanah, serigala itu meninggalkan Yusuf. Kejadian ini dikisahkan dalam al-Quran:

قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ. (يوسف: ١٣)

“Berkata Ya'qub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya".

5. Mimpi Nabi Musa
Kisah Nabi Musa ini telah diceritakan oleh Wahab bahwasanya suatu saat Fir'aun bermimpi sampai-sampai dia merasa ketakutan. Dalam mimpinya dia melihat api muncul dari negeri Syam dan mengarah ke Mesir. Setiap benda yang dilalui akan terbakar olehnya. Bahkan seluruh rumah yang ada di Mesir terbakar semua. Bahkan kota dan benteng pun terbakar oleh api tersebut. Kemudian Fir'aun terbangun karena kaget. Akhirnya dia mengumpulkan semua pejabat-pejabat pentingnya, dan menceritakan kepada mereka mimpi yang telah dialaminya.

Para penasehatnya kemudian berkata: “Jika mimpi paduka benar adanya, maka akan keluar dari negeri Syam seorang anak laki-laki dari keturunan Ya'qub yang akan menghancurkan Mesir beserta penduduknya, dan juga paduka sendiri”.

Mendengar penjelasan para penasehatnya, kemudian Fir’aun memerintahkan untuk menyembelih setiap anak laki-laki yang lahir. Sehingga Allah benar-benar membuktikan kebenaran mimpinya itu, dan segala rekayasa Fir’aun tidak berguna sama sekali. Bahkan Fir'aun sendiri lah yang memelihara Musa sebelum kemudian Musa menghancurkan kekuasaan Fir’aun.

6. Mimpi Rasulullah
Berkenaan dengan mimpi Rasulullah Abu Umamah Al-Bahili berkata: “Bahwasanya saya mendengar Rasulullah bersabda: “Pada saat saya tidur tiba-tiba datang lah dua orang laki-laki memegang lengan atas saya, seraya membawa saya keluar ke sebuah gunung yang jalannya terjal. Lalu kedua orang laki-laki itu berkata kepadaku: “Naiklah”. “Saya tidak kuat”, jawabku. Kemudian dua orang itu berkata lagi kepadaku: “Mari saya bantu”. Akhirnya saya berada persis di atas gunung. Tiba-tiba saya mendengar suara yang sangat keras. Saya bertanya: “Suara apa itu”. Jeritan ahli neraka, jawab dua orang laki-laki itu.

Kemudian saya diajak berjalan dan bertemu dengan sekelompok orang yang tumitnya dibebani oleh beban yang berat. Saya bertanya: “Siapa mereka”, tanyaku. Kedua orang itu menjawab: “Mereka adalah orang yang berpuasa dan makan sebelum waktu puasa berakhir”.

Kemudian kedua orang itu mengajak saya terus berjalan dan saya berjumpa dengan sekelompok orang yang tubuhnya mengelembung dan baunya sangat busuk, seperti bau WC. Kemudian saya bertanya: “Siapa mereka?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah orang yang berbuat mesum.

Kemudian saya berjalan dan bertemu dengan beberapa anak kecil yang sedang bermain di dua sungai, saya bertanya: “Siapa mereka?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah anak-anak orang-orang muslim”.

Kemudian dua orang laki-laki itu membawa saya naik. Tiba-tiba saya melihat tiga orang bergerombol sedang minum arak. Saya bertanya kepada dua orang laku-laki itu: “Siapa mereka?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Dia adalah Zaid, Ja'far, dan Ibnu Rowahih”.

Kemudian kedua orang laki-laki itu membawa saya ke atas lagi di sana saya bertemu dengan tiga orang. Lalu saya bertanya kepada kedua orang laki-laki itu : “Siapa ketiga orang itu?” Kedua orang laki-laki itu menjawab: “Mereka adalah Ibrahim, Musa, dan Isa. Mereka sedang menunggumu, jawab dua orang laki-laki itu.

Dikisahkan dari Ibnu Abbas Rasulullah pernah terkena sihir, kemudian beliau dibawa ke tempat 'Aisyah. Nabi mengeluh sampai-sampai pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Saat itu Nabi berada dalam keadaan antara sadar dan tidak. Tiba-tiba ada dua malaikat yang satu berada diarah kepala Nabi, dan yang satunya berada di arah kaki. Malaikat yang berada di arah kepala bertanya kepada Malaikat yang berada di arah kaki: “Apa yang kamu keluhkan, agar Nabi mengerti? “Terkena sihir”, jawab malaikat yang berada di arah kaki. Kemudian Mailkat yang berada di bagian kepala bertanya lagi: “Siapa yang melakukannya?” Labid bin al-A'shom al-Yahudi, jawab malaikat yang berada di arah kaki. Kemudian malaikat yang berada di arah kepala bertanya lagi: “Dimana dia melakukannya?” Dia menjawab: di surmur Dzarwan”. Mailakat yang ada di kepala bertanya lagi: “Apa obatnya?” Malaikat yang berada di arah kaki menjawab: “Utuslah orang untuk menguras air sumur itu sampai ke sebuah batu. Lalu angkatlah batu itu, maka di bawahnya akan kau temui tali busur panah yang diikat sebanyak sebelas simpul ikatan, bawalah tali itu kepada Nabi. Setelah dibawa ke hadapan nabi kemudian turunlah surat An-nas dan Al-falaq yang terdiri dari sebelas ayat. Ketika ayat tersebut dibaca oleh Nabi, maka sebelas simpul ikatan itu menjadi lepas. Ketika simpul ikatan itu lepas lalu Nabi dapat berdiri dan sakitnya berkurang. Lalu Nabi membakar tali busur itu. Ibnu Abbas kemudian berkata: “Nabi merintahkan untuk membaca kedua suarat di atas”.

Tak lama kemudian Labid bin al-A'shom al-Yahudi datang kepada Rasulullah, dan Rasulullah tidak berkata apapun. Dari raut wajahnya seakan-akan tidak terjadi apa-apa.


Menurut Ustad Abu Sa'id inilah bukti bahwa mimpi itu adalah fenomena yang nyata bukan hanya sekedar halusinasi belaka. (Diulas dari kitab Muntakhobul Kalam fi Tafsiril Ahlam, Karya Ibnu Sirin Oleh FT edu).

No comments:

Post a Comment