Orang tua kita sering mengatakan “padi
semakin berisi akan semakin merunduk”. Atau ada pribahasa “tong kosong nyaring
bunyinya”. Kedua ungkapan di atas hampir semua orang mengerti maksudnya. Seseorang
yang akhlaqnya bagus, orang lain akan merasa nyaman, aman, dan terlindungi jika
berada di sisihnya. Kehadirannya selalu dirindukan, dan kepergiannya akan ditangisi.
Contohnya siapa? Nabi kita. Kalau seandainya Rasulullah itu akhlaqnya seperti
Wahabi, ISIS atau NU Garis Lurus, Da’tsur yang sudah tidak berdaya, pasti akan
ditebas batang lehernya, namun Rasulullah tidak berakhlaq seperti itu. Akhlaq
yang semacam ini lah yang hendak diperjuangkan oleh kyai-kyai sepuh kita.
Orang yang akhlaqnya gak bagus, apalagi
mengaku dirinya sebagai kyai, ustadz atau nama kebesaran lainnya, jangankan
tetangganya, istrinya pun tidak merasa nyaman. Kepergiannya sangat diharapkan,
dan kedatanganya dianggap sebagai sebuah malapetaka (fitnah).
Terus terang saya sendiri bukan termasuk
orang yang akhlaqnya udah baik, jangankan seperti Nabi, seperti mbah Hasyim
saja masih belum dan jauh, bainas sama’ wa sumur minyak. Lah wong
saya hanya sekedar TKW hongkong, bukan Neng atau Gus, apalagi Bunyai, kerja
saya tiap hari Mbabu heheheheh…..
Makanya bapak-bapak, ibu-ibu kalau ingin
memasukkan anaknya ke pesantren, pilih pesantren yang pengasuhnya berkahlaq
baik, bukan tukang kompor atau tukang kipas sate. Kasihan masa depan anak kita.
Atau bapak-bapak, ibu-ibu ingin berguru kepada seorang tokoh, cari yang
akhlaqnya bagus, pasti anda akan merasa aman dan terlindungi saat berada di
sisihnya.(Oleh FT edu)
No comments:
Post a Comment