Menu

Amazon

Lazada

Monday 29 June 2015

MIMPI YANG PALING BENAR


Mimpi bila ditinjau dari waktu terjadinya adalah sebagai berikut. Mimpi yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi yang terjadi pada siang hari atau sepertiga malam terakhir. Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Nabi pernah bersabda: “Mimpi yang mendekati kebenaran adalah mimpi yang terjadi pada waktu sahur”.

Dalam hadis lain diceritakan: “Mimpi yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi yang terjadi pada waktu siang hari karena Allah memberi wahyu kepada saya pada siang hari”.

Diriwayatkan dari Ja'far bin muhammad Ash-Shodik dia berkata: “Mimpi yang mendekati kebenaran adalah mimpi yang terjadi pada waktu qoilulah (siang hari menjelang waktu dzuhur).


Etika Orang Yang Bermimpi

Ada etika yang bharus dipegang teguh oleh orang yang bermimpi. Etika orang yang bermimpi adalah sebagai berikut:
1. Tidak menceritakannya kepada orang yang dengki. Hal ini didasarkan kepada kisah Nabi Ya'qub yang berpesan kepada Nabi Yusuf seperti yang diagendalan dalam al-Quran :

لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا

"Janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu".

2. Tidak menceritakan kepada orang yang tidak mengerti. Hal ini di dasarkan pada hadis Nabi yang mengatakan:

لاَتَقْصُصْ رُؤْيَكَ إِلاَّ عَلَى حَبِيْبٍ أَوْ لَبِيْبٍ

“Jangan engkau ceritakan mimpimu kecuali kepada orang yang engkau cintai atau orang yang pandai (ahlinya)”.

3. Tidak berbuat bohong dengan mimpinya.
4. Tidak menceritakan kecuali dengan suara yang pelan.
5. Tidak menceritkan kepada anak kecil atau perempuan
6. Dianjurkan menceritakan mimpinya pada permualan tahun atau dipagi hari, bukan pada waktu sore atau pertengahan tahun.


Etika Orang Yang Menafsirkan Mimpi

Etika bagi orang yang menafsirkan mimpi adalah sebagai berikut:
1. Orang yang menafsirkan mimpi orang lain hendaklah berkata bahwa mimpi ini baik untukmu. Hal ini didasarkan pada hadis nabi. Nabi ketika menafsirkan mimpi akan berkata: Engkau akan menemukan kebaikan dariad itu dan dijauhkan dari keburukannya. Mimpi itu baik bagi kita dan buruk bagi musuh kita. Alhamdulilahi robbil alamin, saya telah menafsirkan mimpimu;

2. Menafsirkan dengan sebagi-baiknya penafsiran. Nabi bersabda: Mimpi itu sesuai dengan apa yang kita tafsirkan. Diriwayatkan dalam hadis lain: “Mimpi bagi seseorang seperti sesuatu yang berada di awang-awang, selama mimpi itu tidak diceritakan kepada orang lain. Bila diceritakan kepada orang lain maka apa yagn ada dalam mimpi itu akan terjadi”;

3. Mendengarkan dengan seksama terhadap mimpi yang diceritakan kepadanya;

4.  Harus teliti dalam menafsirkan mimpi dan tidak boleh buru-buru;

5. Tidak menyebar luaskan mimpi yang telah ditafsirkannya karena mimpi itu baginya amanah;

6. Menafsirkannya pada saat matahari terbit atau sedang berada di tengah-tengah, atau setelah matahari terbenam;

7. Mampu memilah-milah orang yang bermimpi. Seorang penafsir mimpi tidak boleh  menafsirkan mimpi seorang pemimpin di hadapan rakyatnya, karena makna mimpi akan berbeda pada tiap-tiap orang. Bila seorang perempuan bermimpi, dan dia tidak memiliki keluarga,  maka mimpi boleh diceritkan kepada suaminya. Bila anak kecil bermimpi maka mimpi itu dapat diceritkan kepada kedua orang tuanya;

8. Hendaknya memahami secara mendalam terhadap mimpi yang akan ditafsikan. Bila mimpi itu baik maka bilang lah baik dan berilah kabar gembira kepada orang yang bermimpi sebelum ditafsirkannya. Bila mimpi itu kurang baik maka jangan ditafsirkan atau tafsirkan lah dengan kemungkinan yang baik. Bila sebagian baik dan sebagian lagi buruk, maka kalkukasi antara kebaikan dan keburukannya, kemudian ambil yang paling banyak kebaikannya. Bila seorang penafsir mimpi mengalami kesulitan maka bertanyalah nama orang yang bermimpi, kemudian tafsirkan sesuai dengan namanya. Hal ini berdasarkan hadis nabi yang mengatakan bila kalian mendapati kesulitan dalam menafsirkan mimpi, maka ambillah beberapa nama. Bila nama orang yang bermimpi itu Sahal maka tafsirkan kalau dia akan mendapatkan kemudahan, bila orang yang bermimpi itu bernama Muhammad, maka tafsirkan bahwa ia akan memperoleh pujian.


Menurut Abu Said hukumnya makruh menafsirkan mimpi pada hari selasa karena pada hari itu bertepatan dengan peristiwa pembunuhan di dinia ini pertama kali terjadi. Dan hukumnya juga makruh menafsirkan mimpi pada hari rabu, karena pada hari itu adalah hari sial. Selain kedua hari itu boleh menafsirkan mimpi. (Diulas dari kitab Muntkhobul Kalam fii Tafsiril Ahlam karya Ibnu Sirin oleh FT Education).

No comments:

Post a Comment