Ada lima aspek yang diabaikan oleh
kelompak wahabi takfiri ketika mereka meluncurkan sebuah dalil al-Quran maupun Hadis.
Akhirnya, ayat al-Quran dan hadis yang ditembakkan menyasar kemana-mana. Ibarat
orang menembak burung emprit memakai senapan serbu uzi tapi nyasar kesana
kemari, bahkan mengenai dirinya sendiri. Kelima aspek tersebut adalah:
1. Aspek historis (asbabun nuzul (sebab
turunnya ayat) atau asbabul wurud (sebab lahirnya sebuah hadis).
2. Aspek Filisofis (hikmah atau makna
subsatansi dari ayat atau hadis).
3. Aspek Sosial-Politik (kondisi sosial-politik
yang menyertai turunnya ayat atau munculnya sebuah hadis).
4. Apkek Yuridis (hukum yang terkandung
dalam ayat atau hadis tersebut).
5. Aspek lingusitik (kebahasaan yang
meliputi ilmu sintaktis (nahwu) dan retorik (balaghah) yang meliputi
ilmu ma’ani, badi’, dan bayan).
Karena mengabaikan kelima aspek di atas,
maka ketika mereka mengeluarkan sebuah dalil, baik dari al-Quran maupun hadis serta
memperkuat dengan kitab-kitab ulama mereka, maka kedengarannya jadi aneh. Sering
kali yang terjadi adalah memolorkan makna yang seharusnya tidak boleh molor,
dan menyempitkan makna yang seharusnya boleh dilonggarkan, sehingga seruan
untuk kembali kepada al-Quran dan hadis terkesan tidak serius dan main-main
karena ayat al-Quran ditafsirkan sesuai seleranyanya sendiri. (Oleh FT
edu)
mencerahkan ini, kalo di bikin lebih narativ kek essai lebih enak bacanya :-)
ReplyDeletenanti tak buat naratif mas...berikut contohnya...hehehe...
ReplyDeleteYang anda maksud wahabi takfiri itu siapa? Apakah ulama-ulama saudi?
ReplyDeleteSiapapun yg gak mau dibujuk jadi Syiah maka itu wahabi
ReplyDeletestatus yang bermanfaa'at untuk wahabi dan bukan wahabi.
ReplyDelete