Menu

Amazon

Lazada

Saturday 8 August 2015

RUH NU ADA DI PESANTREN


Ruh atau kekuatan NU sebenarnya bukan di struktur (mulai dari pusat hingga anak ranting), melainkan ada di pesantren-pesantren yang tersebar di seluruh penjuru indonesia. Pesantren bukan hanya sebagai tempat belajar semata, melainkan juga berfungsi sebagai pendidikan moral. Oleh sebab itu pesantren menjadi sumber kekuatan sosial.

Jangan heran kalau ada seorang kiai enggan atau menolak masuk dalam struktur kepengurusan NU. Beliau menolak karena sadar bahwa kekuatan NU yang sesungguhnya bukan di struktur, melainkan ada di pesantren yang beliau emban.

Kalau Bu Khofifah memiliki kekuatan sosial yang dahsat, mampu memikat hati seluruh ibu-ibu muslimat. Hal itu semata-mata bukan karena beliau menjabat sebagai ketua Muslimat, melainkan karena Bu Khofifah mampu berperan seperti peran kiai yang mendidik dan mengayomi umat. Sedangkan jabatan sebagai ketua Muslimat hanya penyebab sampingan, bukan penyebab utama.

Kalau pada saat muktamar, NU mengklaim memiliki masa 100 Juta jiwa, sebenarya itu bukan massa milik NU, melainkan milik pesantren yang diizinkan untuk diklaim oleh NU buat gaya-gayahan kepada pemerintah.

Andaikata NU secara struktural bubar atau diambil alih oleh Wahabi mulai dari pusat hingga dusun, kemudian pesantren seluruh Indonesia menarik dukungan, maka Wahabi hanya mendapatkan jasad NU tanpa nyawa.


Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk membenahi NU dalam pengertian yang luas, tidak harus masuk dalam struktural, melainkan bisa melalui jalur kultural. Bila struktur sudah dikuasai oleh hama, kita bisa membasminya lewat organisasi-organisasi pesantren yang ada. (Oleh FT edu)

No comments:

Post a Comment