Gus Dur menegaskan bahwa tugas utama
agama adalah “mengangkat
derajat manusia dari kemiskinan dan kehinaan”,[1] bukan
menghinakan atau memiskinkan manusia. Pemimpin agama tidak hanya dituntut untuk memiliki
kesabaran dalam mendidik umat, melainkan yang lebih penting tahan terhadap godaan
kekuasaan (dalam istilah al-Ghazali hubbul jah). Pemimpin agama di
samping berkewajiban mendidik umat dalam urusan keagamaan, juga berkewajiban mendidik
dalam urusan politik. Pendidikan politik kepada umat ini, dapat kita sebut
dengan “pendidikan politik keummatan”. Tujuannya jelas, yaitu agar umat tidak
dimanfaatkan serta tidak dibuat bingung oleh kepentingan politik tertentu.
Ada satu kisah yang menarik yang terkait
dengan bagaimana seorang pemimpin agama berhadapan dengan politik kekuasaan. Dalam
bukunya Kiai Nyentrik Membela Pemerintah, Gus Dur mengisahkan bahwa dirinya dulu
pernah diajak oleh Gus Miek untuk mendukung salah satu capres tertentu, namun
dirinya menolak. Hal ini sempat membuat hubungan antara dirinya dengan Gus Miek
sedikit tidak harmonis.
Gus Dur sejak dulu selalu bersikap konsisten agar agama tidak
dimanipulasikan dengan negara dalam bentuk apapun. Beliau sangat mengecam terhadap tokoh-tokoh agama yang
menggiring masanya untuk mendukung salah satu partai politik atau tokoh
tertentu hanya untuk mengejar materi atau duniawi.[2] Tugas
pemimpin agama menurut Gus Dur : “Menjaga keutuhan bangsa dan negara serta berupaya
agar kebenaran dapat ditegakkan. Kebenaran hanya akan terjelma melalui
kedaulatan rakyat yang sesungguhnya, seperti kedaulatan hukum, kebebasan, dan
persamaan perlakuan di muka undang-undang”.
Bila tugas di atas dijalankan
dengan benar, maka keadilan dan kemakmuran akan tercapai serta harkat dan
martabat manusia akan terangkat karena terlepas dari jeratan kemiskinan dan
kehinaan. Siapapun nanti yang terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, beliau lah tokoh
yang terbaik, harus kita dukung dan selalu kita awasi demi kebaikan NU dimasa
mendatang. (Diulas dari buku Tuhan tidak Perlu Dibela oleh FT edu)
No comments:
Post a Comment