Menu

Amazon

Lazada

Monday 27 July 2015

4 VIRUS YANG MENGANCAM KEUTUHAN NKRI


Kalau kita melihat dari sejarah perkembangan ajaran Wahabi yang semula sebagai sekte keagamaan kemudian berkolaborasi dengan Ibnu Saud, akhirnya menjadi madzhab resmi Kerajaan Saudi hingga saat ini, sudah jelaslah bagi kita, bahwa isu khilafah yang menuntut Syariat Islam dijadikan sebagai dasar konstitusi NKRI bukan lah Islam yang dianut oleh kebanyakan orang, melainkan Islam yang mirip dengan versi kampung dimana Musalimah Al-Kadzab sang Nabi Palsu di lahirkan (Wahabi). Yang menjadi pertanyaan kemudian relakah kita, NKRI yang telah diperjuangkan dengan darah konstitusinya diubah dengan ajaran Wahabi?

Ada empat gerakan yang memiliki satu misi tapi bentuknya berbeda, yaitu mencita-citakan agar Khilafah (Wahabiyah) menjadi hukum Negara Indonesia yang kita cintai ini. Keempat virus yang dapat mengancam keutuhan NKRI itu adalah :
1.  Al-Ikhwanul Muslimun yang didirikan oleh Hasan Al-Banna di Mesir pada tahun 1928. Wilayah operasi gerakan ini adalah lembaga kampus. Dari Rahim Al-Ikhwanul Muslimun inilah lahir Partai Keadilan Sejahtera.
2.  HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dengan gagasan Pan-Islamismenya ingin menegakkan Khilafah Islamiyah di seluruh dunia, dan menempatkan Nusantara sebagai bagian di dalamnya. Oleh karena itu kita tidak usah heran kalau ISIS diselundupkan di Indonesia.
3.  Wahabi yang mencita-citakan tegaknya faham wahabi (bukan Islam) di seluruh penjuru dunia.[1]
4.  NU Garis Lurus, sebuah gerakan yang mengatasnamakan NU murni yang digawangi oleh alumni pesantren yang sudah terjangkit oleh virus Wahabi Khilafah. Disebut Wahabi Khilafah kerena mereka secara kultur mirip amaliyah orang NU kebanyakan, bahkan menolak keras terhadap faham Wahabi, namun etikanya mirip Wahabi, mencaci maki orang yang tidak sependapat dengan mereka. Sedangkan ideologi mereka mirip Ikhwannul Muslimin, sama-sama ingin menegakkan Khilafah Islamiyah di bumi pertiwi. Hanya saja konsep khilafahnya masih acak-acakan karena buku referensinya kitab Al-Ahkam As-Suthaniyah karya Imam Al-Mawardi dan Abi Ya’la yang belum selesai dibaca secara keseluruhan.[2] Bila Al-Ikhwanul Muslimun wilayah operasinya kampus-kampus, maka NU Garis Lurus para pesantren dan alumninya.  

Setiap gerakan, entah itu ideologi non-agama (seprti sosialis, nasionalis, dan komunis), atau ideologi agama seperti ke empat macam aliran di atas, selalu memiliki lawan. Bila tidak ada lawan, maka harus diciptakan lawan baru agar gerakan itu tetap eksis. Tidak mungkin sebuah kesebelasan yang bertanding hanya main sendiri tanpa ada lawan. Pasti tidak akan ada yang menonton.

Hampir ke empat aliran sempalan di atas memposisikan diri sebagai lawan dari aliran Syi’ah, Islam moderat yang mereka tuduh sebagai aliran Liberal, seperti NU dan Muhammadiyah, dan kelompok Islam Abangan (meminjam Istilah Clifford Geertz). Wahabi dan NU Garis Lurus lebih galak terhadap aliran Syi’ah bila dibandingkan dengan dua saudara kembarnya, yaitu HTI dan Al-Ikwanul Muslimun. Fokus analisis kita bukan pada siapa yang menjadi lawan mereka, melainkan ajaran yang mereka usung bilang seandainya terwujud apa dampak yang akan terjadi pada keutuhan NKRI? (Oleh FT edu)



[1]. Editor KH. Abdurrahman Wahid, Ilusi Negara Islam, hal. 78
[2]. Lihat Tulisan KH. Najih di situs NU Garis Lurus yang berjudul Khilafah Dambaan Kita Semua. Sedangkan dalam situs itu peran KH. Luthfi Bashori sepertinya menjelek-jelekkan para tokoh dan kyai yang tidak sependapat dengan faham mereka yang dibungkus dengan NU KH. Hasyim Asy’ari.

No comments:

Post a Comment