Dalam artikelnya yang berjudul Birokratisasi
Gerakan Islam, Gus Dur sangat menyayangkan bahwa gerakan Islam saat ini sudah
banyak yang dibirokratisasikan. Apa yang dimaksud dengan birokratisasi? Untuk
pengertian kata ini, maaf Wali Google belum punya stok, hehehe….apalagi
bertanya pada NU Garis Lurus mungkin jawaban yang kita peroleh malah lebih
rumit karena mereka masih belum lancar berbahasa Indonesia, hehehe….kita
kembali ke TKP..
Menurut Gus Dur birokratisasi yang
dimaksud di sini adalah gerakan Islam yang mengutamakan kepentingan para
birokrat. Masing bingung dengan arti kata birokrat? Hehehe….Birokrat itu menurut
kamus orang awam adalah orang yang berada di dalam sebuah lembaga pemerintahan,
baik itu lembaga eksekutif, yudikatif, atau legeslatif. Dari sini bisa kita
simpulkan bahwa setiap gerakan Islam yang mengutamakan kepentingan para
birokrat sudah layak dikasih gelar “Gerakan Islam Birokratis”.
Gus Dur sendiri sangat prihatin melihat
fenomena semacam itu. Beliau mengisahkan ketika bertemu dengan lembaga-lembaga
dan tokoh NU di daerah selau terdengar keluhan: “Pesantren kami melarat karena
tidak dibantu oleh Pemda”. Gus Dur mengaku keluhan yang semacam ini sangat
memilukan hati. Kenapa? Karena keluhan itu menunjukkan terkikisnya tradisi
kemandirian pesantren pada masa lampau (jaman kolonial Belanda). Menurut Gus
Dur kemandirian pesantren itulah yang menyebabkan Islam menjadi berkembang
pesat di negeri ini. Pesantren pada zaman kolonial, kata Gus Dur sekalipun
berhadapan dengan Belanda yang secara finansial sangat kuat mereka tetap kokoh.
Inilah yang sangat dirindukan oleh Gus Dur dari gerakan Islam pada masa kini,
yaitu ketika posisi masyarakat sangat kuat dan sanggup menandingi kedudukan
birokrasi pemerintahan, piye…iso ora..? heheheh (Diulas dari Buku Gus
Dur, Menjawab Kegelisahan Rakyat oleh FT edu).
No comments:
Post a Comment