NU
Garis lurus itu Anak muda NU yg tidak siap atau ora duwe coro (gak punya cara karena
gak kreatif) menghadapi tantangan NU yg semakin komplek. Akhirnya mutung
(putus asa) ingin kembali ke NU tempo dulu, yaitu NU tahun 1926. Padahal mereka
tidak tahu NU tempo dulu itu seperti apa paling habis baca kitab Mbah Hasyim,
Irsyadusy Syari atau Majalah Aula 80 an sudah mengira ketemu ama NU tempo dulu.
Dan anehnya NU tempo dulu justeru ogah menemui, hehehehe...tapi gak apa-apa
wong kemampuannya segitu kok...akhirnya mereka jelek-jelekin kyai.....kyai sana
disanjung....kiai sini djelek-jelekkin....lah wong
gak kreatif yaa harus dimaklumi toh...contoh dari ketidak kreatifannya dapat
kita lihat dari cara membuat definisi NU Garis Lurus yang ada di situsnya
(kalau itu layak disebut devinisi atau visi dan misi), bunyinya itu begini:
"kata adalah dan merupakan" itu bahasa yang
mbulet..kalau dalam balghoh disebut pemborosan kata yang tidak
penting.....kalau itu salah ketik dapat kita maklumi..tapi ini gak salah ketik
kok...dari situ udah kelihatan kalau berfikirnya mbulet juga...wkwkwkwkkwkwkw
No comments:
Post a Comment