Aswaja sebagai doktrin ajaran harus
dikembangkan, bukan malah disusutkan atau dikorupsi seperti yang dilakukan oleh
NU Garis Lurus, sehingga Aswaja disempitkan hanya menjadi fiqh Syafi’i tok til,
heheheh…Maklum mereka itu mengira semua persoalan hidup umat Islam dapat
diselesaikan dengan fiqh. Fiqh masih disempitkan lagi hanya Syafi’i saja. Fiqh Syafi’i
masih dikuliti lagi, sehingga yang tersisa hanya Syafi’i murni.
Lah kemaren saya ketemu ama Wak Syafi’i tetangga
sebelah, saya bilang : “Wak anda mau dikuliti?” Ama siapa? dia balik bertanya. “Ama
NU Garis Lurus”, saya jawab. Eee..Wak Syafi’i marah-marah. Malah mau dilaporkan
ke KPM (Komisi Perlindungan Manula),heheheh….Ok kita kembali ke TKP.
Menurut Gus Dur pengembangan doktrin
Aswaja harus meliputi berbagai bidang persoalan umat Islam seperti, ekonomi,
politik, kemanusaian, ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan antar individu,
pandangan tentang tradisi dan dinamisasinya, pandangan tentang cara-cara
pengembangan masyarakat, pandangan tentang asas-asas internalisasi dan
sosialisasi doktrin formal Aswaja itu sendiri.
Lalu bagaimana cara mengembangkannya, yaa….harus
buat rumusan masalah, ingat bukan rumusan Bahstul Masail lho ya…sebab rumusan Bahtsul
Masa’il seringkali susah untuk diaplikasikan, karena terlalu banyak tafsil
(rincian)..hehehehe…
Contoh sederhana rumusan masalah seperti,
bagaimana pertumbuhan Aswaja bila dilihat dari sudut pandang sejarah? Menurut Gus
Dur dalam mengkaji sejarah Aswaja ini tidak cukup hanya hafal tanggal dan
tempat terjadinya sebuah peristiwa Aswaja secara umum, seperti yang diajarkan
di sekolahan LP Ma’arif, melainkan harus dikembangkan menjadi kajian kawasan. Contohnya
bagaimana sih perkembangan aswaja di Semenanjung Arabia, Afrika Utara, Afrika Barat,
Afrika Timur, Balkan, Andalusia, Asia kecil, Asia tengah, Anak Benua India,
Asia Timur, dan Asia Tenggara. Kajian yang semacam ini oleh Gus Dur disebut
dengan area studies, atau kajian kawasan.
Mungkin cukup sampai disini dulu
pengantar tentang pengembangan konsep Aswaja, karena kalau terlalu panjang
takut capek bacanya, hehehhe…… (Diulas dari Buku Islam Kosmopolitan karya KH. Abdurrahman Wahid oleh
FT edu)
No comments:
Post a Comment