Kita sekarang ngerumpi tentang aliran
yang lagi berisik di Indonesia, yaitu aliran Wahabi. Kenapa Wahabi, mungkin ada saudara-saudara kita, mbak-mbak atau adek-adek yang
ada di Hongkong, Taiwan yang tidak tahu apa itu Wahabi. Sebab ada yang mengira Wahabi
itu nama kereta api ekonomi jurusan Jakarta-Surabaya, hehehehe….
Wahabi itu nama kelompok (sekte) yang
mengikuti ajarannya Muhammad anaknya Pak Abdul Wahab. Ingat bukan Muhammad bin
Abdullah lho yaa….Kalau Muhammad bin Abdullah itu adalah Nabi kita. Lah orang Arab
biasanya kalau memanggil nama orang sekaligus dengan nama bapaknya sehingga
menjadi Muhammad bin Abdul Wahab, atau lebih dikenal dengan Ibnu Abdul Wahab
(anaknya Pak Abdul Wahab). Ayah Ibnu Abdul Wahab, yaitu Pak Abdul Wahab profesinya
sebagai seorang hakim, pengikut Madzhab Hambali.
Ibnu Abdul Wahab lahir pada tahun 1703 M di
desa Uyaynah, daerah Najd belahan Timur Kerajaan Saudi Arabia sekarang. Asal
tahu aja, Ibnu Abdul Wahab itu satu kampung dengan Musailamah al-Kadzab yang
dulu pernah mengaku sebagai nabi pada masa Rasulullah. Memang menurut sejarah Najd
adalah kampung yang paling terakhir menerima pancaran Islam. Saudara-saudara
kita yang jadi TKI di Saudi Arabia mungkin bisa ngecek kampung itu masih ada
apa gak? Kalau anda sudah ngecek ke sana, saya ucapkan: “Selamat Anda telah
sampai di kampung nabi palsu”, hehehehe…
Sejak kecil ayah, kakek, serta
saudaranya, mecium gelagat aneh pada diri Ibnu Abdul Wahab. Bahkan sang ayah,
Pak Abdul Wahab, sampai dipecat sebagai hakim dan diusir dari kampung halamannya
gara-gara ulah dari anaknya. Hal itu terjadi pada tahun 1726 M. Akhirnya kakak
kandungnya mengecam keras pemikiran adiknya yang aneh dan ganjil itu.[1] Yaa…gimana
gak diusir, kalau seluruh kampung disalahin, dikafirkan, dimusyrikkab, serta
dibid’ah-bid’akan. Sejelek-sejeleknya orang Islam kalau disebut kafir pasti tersinggung
lah, apalagi satu kampung dituduh kafir yaa pasti diusir…kecuali kalau namanya
memang Pak Kafir…hehehehe
Ajaran-ajaran Wahabi sebenarnya tidak
jauh-jauh dari madzhab Imam Ahmad bin Hambal dalam hal fiqh. Sedangkan dalam
tauhid tidak jauh dengan pemikiran Ibnu Taimiyah. Tapi mereka dianggap sekete
yang sanagat membahayakan karena akhlaqnya itu lho kurang bagus, suka
mengkafirkan, membid’ahkan, dan memusyrikkan kelompok lain, sehingga mereka
dicap sebagai golongan takfiri atau juru kafir. Karena akhlaqnya gak bagus,
para ulama mereka sering mengeluarkan keputusan hukum atas nama Islam yang
aneh-aneh dan cenderung membahayakan terhadap umat Islam kebanyakan. Jadi kalau
adek-adek, mbak-mbak pingin dikafirkan, atau dimusyrikkan datangnya ke orang Wahabi,
pasti dijamin dech…heheheh
Golongan Wahabi kalau kumpul ama Syi’ah
pasti kayak kucing ama tikus, berantem melulu. Kalau berantemnya kayak kucing
dan tikus di film Tome and Jerry masih mending, bisa jadi hiburan. Lah ini
berantemnya diluar batas, atas nama agama lagi….
Kalau Golongan Wahabi ketemu ama orang NU
pasti mereka akan mengejek NU itu bid’ah, syirik, kurafat. Kalau orang Wahabi
nikah ama muslimat, fatayat NU atau cewek muslim Indonesia yang bukan Wahabi,
pasti dech dijamin rumahtangganya gak bakalan bahagia, karena berantem melulu. Ucapan
kafir, bid’ah, syirik pasti akan menghiasi rumah tangga anda …..Makanya
kalau punya calon atau pacar kok ada tanda-tanda Wahabi dari prilakunya, perlu ditanya
dulu: “Mas anda Wahabi yaaa”….kalau bener dia Wahabi lansung aja bilang: Ogah
aaahhh….heheheh (Oleh FT edu)
[1]. Editor:
KH. Abdurrahman Wahid, Ilusi Negara Islam, (Gerakan Bhineka Tunggal Ika,
The Wahid Institute, Jakarta), cet. II, th. 2010, hal. 62
No comments:
Post a Comment