Menu

Amazon

Lazada

Tuesday 7 July 2015

BERSUCI MENURUT MADZHAB HANAFI



Dalam kitab Tuhfatul Fuqaha' bersuci menurut Ala’uddin As-Samarqandi adalah salah satu syarat agar seseorang boleh menunaikan salat. Bersuci ada dua macam, “hakiki” dan “hukmi”.
Bersuci “hakiki” adalah bersuci dari najis. Bersuci dari najis ada tiga macam:
1. Mensucikan tubuh dari najis
2. Mensucikan tempat dari najis
3. Mensucikan pakaian dari najis

Sedangkan bersuci “hukmi” adalah bersuci dari kotoran yang yang tidak nampak, dalam hal ini ada dua macam:
1. Wudlu
2. Mandi

Kewajiban bersuci di atas, kata Ala’uddin As-Samarqandi di dasarkan pada al-Quran, hadis, Ijma' dan qiyas:

1. Alquran

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ  (المائدة : ٦)

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki”.

وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ (الأنعام : ٦)

“Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain”.

وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ (البقرة : ١٢٥)

“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i’tikaf, ruku’, dan yang sujud”.

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (المدثر : ٤)

“Dan pakaianmu bersihkanlah”.

2. Sunnah
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ. (سنن أبو داود)

“Kunci shalat adalah bersuci, keharamannya adalah takbir serta penghalalannya adalah salam”. (Sunan Abu Dawud)

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ تَحْتَ كُلِّ شَعَرَةٍ جَنَابَةً، فَاغْسِلُوا الشَّعَرَ، وَأَنْقُوا الْبَشَرَةَ. (سنن أبو داود)

“Setiap yang berada di bawah rambut terdapat junub (anggota yang kotor), maka basuhlah rambut tersebut, dan bersihkan kulitnya”.

3. Ijma’

Konsep bersuci yang telah dijelaskan di atas menurut Alauddin As-Samarqandi sekaligus telah menjadi ijma’ para sahabat. (Diulas dari kitab Tuhfatul Fuqaha’ Karya Ala’uddin As-Sajastani oleh FT edu)

No comments:

Post a Comment