Pada saat terjadi konflik di Bosnia tahun 1992-1995, Wahabi bermaksud mengimpor ajarannya ke Bosnia yang
dibungkus dengan dalih bantuan kemanusiaan. Dibangunlah sekolah-sekolah,
masjid-masjid dan pengadaan buku keagamaan. Setelah memperhatikan arsitektur
yang khas Wahabi (tidak ada ornamen seni arsitektur pada lazimnya), kurikulum,
dan buku-buku pelajaran yang berisi ajaran Wahabi, muslim Bosnia sadar bahwa
bantuan itu hanya sekedar kedok untuk me-wahabi-kan masyarakat Balkan. Akhirnya,
sebagian besar muslim Bosnia menolak bantuan-bantuan tersebut karena mereka
tahu ajaran-ajaran Wahabi suatu saat akan merusak tradisi dan budaya keberagamaan mereka yang selama
berabad-abad dikenal beradab dan toleran. (Diulas dari buku Ilusi Negara
Islam oleh FT edu)
Amazon
Friday, 24 July 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pada Jaman Bung Karno, Indonesia Multi Culture & Multi Religion juga Race tidak ada Islam fanatic urusin Agama
ReplyDeleteOrang lain, spt aliran Islam Wahabi terlalu mengkritik Islam yg lain dibilang Musrik, contohnya besuk kuburan
nenek moyangnya itu dianggap musrik, kesimpulannya Wahabi ini gak cocok di NKRI sebab kita multi Culture.
Nengah Suwena....hehehe...maaf mas kalau saya boleh berpendapat..menurut KH Wahid Hasyim, yang waktu itu menjabat sebagai menteri agama dan sekaligus penasehat politik Panglima Besar Jenderal Sudirman, dalam bukunya Mengapa Saya Meilih NU dijelaskan bahwa golongan Islam waktu itu terpecah menajdi dua, pertama adalah Islam nasionalis yang oportunis menurut istilah dia atau bisa dikatakan lunak terhadap jepang dan belanda, dan islam nasionalis radikal yang diwakili oleh kelompok Masyumi, Kalangan sosialois juga terpecah menjadi dua, radukal dan opotunis, hanya golongan nasionalis murni saja yang satu suara yaitu oportunis....maaf mungkin ada info lain...cz itu sepengateahuan saya mas..
ReplyDelete