KH. Bisri Syansuri adalah tokoh NU yang
sudah tidak asing di kalangan warga Nahdliyin. Menurut Gus Dur beliau adalah
seorang ulama pencinta fiqh yang tuntas. Disebut tuntas karena fiqh tidak hanya
sekedar dipandang sebagai sarana untuk menjawab persolan hukum agama di
masyarakat, melainkan sebagai pandangan hidup yang utuh yang mencakup etika dan
fiqh itu sendiri. Melepaskan fiqh dari etika, akan membuat seseorang seperti
burung beo yang hanya diajari berbicara “halal” dan “haram”.
Gus Dur mencontohkan ketika HM. Subchan
ZE yang menjabat ketua I PBNU di-schorsing oleh KH. Bisri Syansuri. Sejumlah ulama datang
kepada beliau meminta penjelasan dasar schorsing tersebut. KH. Bisri
Syansuri balik bertanya : “Apakah anda bisa memecahkan masalah, kalau
seandainya saya menjelaskan alasan keputusan yang saya ambil, jika tidak bisa, terus
terang saya tidak akan menjelaskan karena saya tidak mau mempergunjingkan
seseorang sebab itu bertentangan dengan hukum fiqh. Mendengar jawaban tersebut ulama
yang datang langsung diam.
Inilah salah satu contoh keutuhan fiqh
dan etika yang dipegang teguh oleh KH. Bisri Syansuri. Bukan tebar fitnah sana,
tebar fitnah sini sehingga membuat keadaan semakin kacau balau. Tuduh sana,
tuduh sini akhirnya umat jadi bingung. (Diulas dari buku Khazanah Kiai Bisri
Syansuri, Pecinta Fiqh Sepanjang Hayat karya KH. Abdurrahman Wahid Oleh FT edu)
No comments:
Post a Comment