Menu

Amazon

Lazada

Tuesday 21 July 2015

NU GARIS LURUS TAPI BENGKOK DALAM BERPIKIR

Ada artikel di situsnya NU Garis Lurus yang ditulis oleh akhinal kiram, al-fadlil, al-‘alim al-‘allamah (jika benar, semoga saja tidak benar, hehehehe) KH. Luthfi Bashari Alwi, kalau tidak salah beliau orang Singosari, leres njih yai, jenengan tiyang Singosari…hehehe

Tulisan beliau berjudul KUBURAN AMBLAS, PERTANDA ALLAH MURKA. Judulnya gede, mantap. Kalau dilihat dari gaya pemaparannya, tulisan itu menujukkan si penulis orangya lugu tapi kaku dan penuh percaya diri sekalipun keliru. Bahasanya hati-hati banget tapi tidak teratur sehingga maknanya jadi kabur.

Kenapa saya bilang lugu, karena dilihat dari cara beliau berargumentasi sangat sederhana, saking sederhanya terlihat miskin referensi dan susah dimengerti. Hal ini terlihat sangat jelas sekali ketika beliau mendefinisikan tentang wali.

Cara berfikirnya tidak runut atau dalam istilah pesantren disebut daur dan tasalsul. Argumentasi yang dicurahkan dalam tulisannya juga acak. Bila diibaratkan orang berwudlu beliau tidak tartib. Setelah membasuh muka, kemudian membasuh kaki, habis membasuh kaki, mengusap sebagian kepala, lalu membasuh tangan. Model berargumentasi yang semacam ini kalau kita lihat sudut pandang fiqh Imam Asy-Syafi’i yang murni dan tulen sebagaimana yang dirumuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari hukumnya batal karena tidak tartib.

Selain itu cara membuat premis (muqaddimah) juga salah total karena tidak memperimbangkan apakah yang dijadikan sebagai premis itu memiliki kebenaran yang otentik atau tidak, apakah antara premis mayor dan minor memiliki kesesuaian atau tidak, beliau lupa akan hal itu. Kalau  kita laporkan pada Imam Al-Ghazali pasti dimarahin, hehehehhe….

Argumentasi beliu kalau kita susun secara mantiqi, maka akan menjadi:

Setiap kuburan yang amblas itu sama dengan kuburan qorun yang amblas karena murka Allah
Kuburan Pak Luthfi tukang kompor amblas
Kesimpulannya
Kuburan Pak Luthfi tukang kompor sama dengan kuburan qorun yang amblas karena murka Allah

Pola berfikir semacam ini sangat menyesatkan (false) karena faktanya tidak semua kuburan yang amblas dimurkai oleh Allah, dan dapat disamakan dengan kuburnya qorun. Kalau amblas sebab banjir atau bencana alam terus gimana? (Oleh FT edu)

2 comments: