Menu

Amazon

Lazada

Saturday 18 July 2015

UNIVERSALISME ISLAM DAN KOSMOPOLITANISME PERADABAN ISLAM


Judul di atas mungkin agak susah dimengerti oleh saudara kita yang tidak terbiasa dengan pemikiran Islam, dan sama susahnya dengan nama pembuat FB untuk diucapakan, hehehe…Universalisme berasal dari kata “universal” yang artinya umum, berlaku untuk semua orang dimana pun dan kapan pun ia berada. Bila Islam sebagai agama universal berarti Islam berlaku umum untuk semua orang dimana pun dan kapanpun ia berada, tanpa melihat suku, etnis, dan agama.

Sedangkan kosmopolitanisme berasal dari kata kosmopolit yang artinya semua suku bangsa manusia merupakan satu komunitas tunggal yang memiliki moralitas yang sama. Dua kata di atas (universalisme dan kosmopolitanisme) kalau ditempelkan kepada kata Islam sepintas lalu akan menimbulkan makna yang kontradiktif. Di satu pihak Islam sebagai agama universal harus diterima oleh semua manusia dimana pun dan kapan pun dia berada. Di pihak lain Islam sebagai agama kosmopolit, Islam harus menerima kenyataan bahwa semua suku bangsa adalah satu komunistas tunggal yang memiliki moralitas yang sama, tanpa dibatasi oleh agama apa pun.

Islam sebagai agama universal tidak berarti semua manusia di dunia harus menganut Islam, karena itu sangatlah tidak mungkin, dan bertentangan dengan al-Quran. Menjadikan Islam sebagai agama universal maksudnya adalah nilai-nilai Islam yang bersifat universal akan dianut dan diikuti oleh semua manusia di dunia, dimana pun, kapan pun, dan oleh agama atau suku manapun. Lalu yang menjadi pertanyaan adakah ajaran Islam yang bersifat universal itu ??? jawabannya “ada”.

Nilai-nilai universal dari ajaran Islam menurut Gus Dur menampakkan diri dalam bentuk lima buah jaminan dasar. Kelima jaminan dasar itu adalah :
1.    Keselamatan fisik warga masyarakat dari tindakan fisik di luar ketentuan hukum (hifdun nafs).
2.    Keselamatan keyakinan agama masing-masing, tanpa ada pakasaan untuk berpindah agama (hifdud din).
3.    Keselamatan keluarga dan keturunan (hifdun nasl).
4.    Keselamtan harta benda (hifdul mal).
5.    Keselamtan hak miliki dan profesi (hifdul aqli).

Hampir semua manusia di dunia, baik itu Kristen, Yahudi, Hindu, Buda, Konghucu yang sudah aqil dan balig, (terkecuali ISIS dan Wahabi karena belum aqil-balig) pasti membenarkan kelima ajaran di atas. Siapa sih yang ingin keluarganya tidak aman? Siapa sih yang ingin akalnya dipasung? Siapa sih yang ingin hartanya dicuri oleh orang lain? Saya yakin tidak tidak ada.


Islam akan menjadi agama yang universal bila kelima ajaran di atas dapat dijalankan dengan baik dan benar. Bila kelima ajaran di atas telah menjadi landasan berpikir, bertindak, dan bergaul dengan kelompok lain, maka akan melahirkan yang namanya kosmopilitanisme peradaban Islam, yaitu suatu masyarakat Islam yang meyakini semua suku bangsa manusia merupakan satu komunitas tunggal yang memiliki moralitas yang sama. Pada saat itulah Islam akan kelihatan “indah”. (Diulas dari buku Islam Kosmopolitan karya KH. Abdurrahman Wahid oleh FT edu)

No comments:

Post a Comment